Rabu, 16 Mei 2012

PKM percobaan




PENDAHULUAN
Msyarakat pada era globalisasi pada saat ini dengan kondisi alam yang tidak menentu dengan berbagai permasalahan yang sangat kompleks sehingga hasil dari pertanian tidak maksimal di tambah lagi dengan harga barang baku dalam bercocok tanam atau melakukan budidaya sangat mahal sehingga sulit di jangkau oleh masyarakat petani sehingga menuntut para petani dan pemerintah seharusnya mampu memberikan sebuah solusi dari masalah sekarang yang sedang di hadapi.
Ada bebrapa cara yang telah di tempuh oleh pemerintah mulai dari wacana untuk memberikan bebrapa persen untuk sector pertanian dari APBD, dengan melakuakn penyuluhan pertanian tentang pupuk organic karena kita telah di hadapkan dengan persoalan mengenai pupuk kimia akan di tarik subsidinya, mengingat para petani Indonesia yang sangat ketergantungan dengan pupuk kimia tersebut, namun itu belum sepenuhnya berhasil, selain itu cara yang di berikan oleh pemeintan yaitu dengan pola tanam dan system ppertanian organic yang belum begitu berhasil atau di rasakan secara langsung hasilnya.
 Telah kita ketahui bersama petani di Indonesia rata-rata kepemilikan lahannya hanya 0,3 hektare, bagaimana petani bias mendapatkan keuntungan dari hasil peranian dengan lahan yang sangat sempit tersebut jika tidak menyewa lahan pada orang lain  yang nantinya akan di bayar pada saat telah menghasilkan, masalah lain selain itu adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap sektor pertanian, hal ini di tandai dengan semakin banyaknya sektor industri yang di bangun oleh pemerintah melalui gedung-gedung, mall-mall, serta bangunan-bangunan lain yang serupa, bagaimanapun caranya, petani tidak akan dapat sejahtera dengan kepemilikan yang lahan yang demikian sempit. Berarti saat ini ada ketidak seimbangan antara jumlah lahan yang tersedia dengan jumlah petani yang ada. Berarti selama ini kita tidak tahu bahwa lahan pertanian yang sempit dan system yang tidak baik membuat pendapatan petani tidak maksimal.

Solusi yang Ditawarkan
Sektor pertanian merupakan sebuah ladang untuk Indonesia untuk  menjadi Negara yang  maju serta mampu  bersaiang dengan Negara lain yang sama-sama lagi berkembang.
Solusi yang kami tawarkan adalah dengan metode mengatur jadwal penanaman pada petani didaerah tresebut. Agar sector pertania dapat berbicara benyak pada dunia yaitu dengan peningkatan jumlah lahan pertanian dan jadwal tanam yang telah di atur dan di tata sedemikian rupa agar tidak ada kerugian yang selama ini menjadi ketakutan para petani setelah panen atau paska panen.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini adalah memberikan solusi dari berbagai permaslahan diatas yaitu dengan membuat sebuah jadawal bagi para pelaku pertanian dengan cara bekerja sama dengan pemerintah, LSM, Mahasiswa dan pihak-pihak lain.Maksudnya agar metode ini lebih mudah di terima oleh petani dan kelopmpok-kelompok petani dan agar pendapatan petani dapat segera meningkat karena tidak adanya panen serempak pada waktu yang sama serta daerah yang sama serta agar kebutuhan pertanian di daerah tresebut dapat terpenhi secara keseluruhan dan tidak perlu lagi melakukan inpor hasil pertanian dari luar, bahkan kita dapat melakukan ekspor hasil tersebut dengan harga yang sangat tinggi.


TELAAH PUSTAKA
Pola Tanam
Saat ini orang hanya mengetahui cara untuk menigkatkan pendapatan petani hanya dengan pola tanam saja, mulai dari tumpang sari, sistem tumpang gilir (Multiple Cropping), tanaman campuran (Mixed Cropping) , tanaman sela (interculture) tanaman beruntun (Sequential planting), tanaman sisipan (Relay Planting). Pada saat ini juga para petani cendrung masih ikut-ikutan dalam penanaman, hanya karena hasil dari petani lain yang berlimpah sehingga petani tersebut ingin mengikuti jejak si petani sukses tersebut tanpa meliaht sector pasar, karena pada lokasi yang sama dan waktu yang sama para petani yang jumlahnya cukup banyak pada daerah tersebut hingga harga hasil panen menjadi rendah.
Komoditas Tanaman Yang Baik Untuk Sektor Pertanian
Gumbira (2000) menyatakan bahwa dalam pengembangan agribisnis, pemilihan suatu komoditas perlu didasarkan pada syarat normatif antara lain berbasis sumberdaya lokal, memiliki pasar dan peluang ekspor, menghasilkan keragaman usaha dan menunjang kegiatan ekonomi lainnya.
Berdasarakan syarat normatrif tersebut Suprianto (2005)  mengemukakan 9 kriteria untuk memilih komoditas yang diharapkan memiliki keunggulan komperatif  berupa keunikan produk yaitu (1) memiliki pasar domestik dan lebih baik bila memiliki peluang ekspor, (2) berbasis sumberdaya lokal (3) dukungan sumberdaya manusia, baik kualitas maupun kuantitas, (4) memiliki kelayakan finansial sehingga mampu tumbuh dan berkembang sebagai sumber penerimaan, (5) memiliki kelayakan teknis, (6) memiliki efek multiplayer yang dicirikan dengan kemampuan menghasilkan keragaman usaha, (7) memiliki kelayakan ekologis sehingga tidak mengganggu kelestarian, (8) tidak bertentangan dengan adat istiadat masyarakat setempat, dan (9) didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai.
            Beberapa persyaratan lain dikemukakan oleh F/Fred Winrock International (1992) mengemukakan kriteria umum pemilihan jenis sebagai berikut;

a. Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan iklim yang ada
b. Tahan terhadap hama dan penyakit
c. Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan
d. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim lainnya
e. Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan trubusan
f. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat
g .Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan mudah dipotong dengan peralatan   sederhana dan mudah diangkut
h. Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga mudah dikeringkan
i. Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong kehidupan petani
j. Mempunyai karakteristik akar yang baik
Pemilihan komoditas yang mempunyai keunggulan kompereratif sesuai kriteria di atas, pada gilirannya diharapkan dapat dikembangkan menjadi komoditas yang mempunyai jeunggulan kompetitif khususnya di era pasar global seperti saat ini. Keunggulan kompetitif ini menurut Na’iem (2002) merupakan integrasi 3 unsur pokok yakni rekayasa genetik dan pemuliaan, silvikultur intensif dan manipulasi lingkungan. Dida (2002) menekankan pentingnya pemilihan jenis berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis dengan  memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya karena faktor resiko selalu ada dalam setiap pemilihan jenis pohon tertentu. Untuk itu dalam pengusahaannya diperlukan dukungan pengembangan ilmu dan teknologi baru.



















ANALISIS DAN STRATEGI
Analisis
Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkan didapatkan data bahawa dalam penigkatan pendapatn petani pada saat penanaman selain di pengaruhi oleh berbagai faktor seperti komoditas yang baik, permintaan pasar juga kualitas hasil . dengan mengatur jadwal tanam pada masing-masing daerah tentunya harus memperhatikan kondisi lahan, komoditas yang cocok serta permintaan pasar harus tetap diperhatikan.
Strategi
Yang harus di lakukan pertama kali yaitu melakukukan pendekatan pada petani dengan melalui penyuluhan dan membantu  petani dalam mendapatkan informasi seputar pertanian.setelah itu kita harus memberika contoh nyata tentang program yang akan kita beriakn pada mereka sehingga mereka bias percaya terhadap apa yang akan kita lakukan untuk mereka, tentunya ini butuh berbagai pihak seperti dinas pertanian setempat, PPL  yang ada didaerah tersebut serta peran penting ketua kelompok tani dalam membimbing anggotanya atau para petani sasaran kita.








Kesimpulan

Pembuatan Sistem Penanaman Pada Petani di Indonesia Dengan    Tujuan Peningkatan Pendapatan Petani dan Mengurangi Kerugian Pasca panen, jadi dalam aplikasinya kita akan mengajak beberapa pihak untuk merealisasikan hal tersebut sperti yang saya sebutkan diatas. Sistemnay seperti gambar di bawah dimana untuk jadwal penanamannya di mulai dengan desa paling atas hingga ke bwah lalu kembali keatas lagi. Tetapi tidak meniggalkan system pola tanam seperti tumpang gilir, tumpang sari, dan lain-lain.
 














Untuk keberhasilan  system ini saya yakin jika ini berjalan sesuai yang direncanakan  akan berdampak positif, tentunya akan berhasil walaupun masih 70% karena ini hanay berupa gagasan dari saya.




















DAFTAR PUSTAKA

Anonimous 2010 Format PKM –GT (online)
diakses tanggal 22 desember 2011
Drs. AGUS DONO WIBAWANTO, M.Hum, 2010 Pembangunan Pertanian Masa Depan Menuju Peningkatan Pangan Indonesia
Dida, S, 2002. Pemilihan Jenis Tanaman, Penanganan Benih dan Teknik Pesemaian Untuk Pembangunan
Hutan Rakyat, Tekno Benih Vo.7 No. 2. Puslitbang Bioteknologi dan pemuliaan Tanaman Hutan, Balai Teknologi Perbenihan Bogor, 2002.
Gumbira, S., 2000. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan. Magister Management Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Na’iem, 2002. Konservasi Keragaman Sumberdaya Genetik Untuk Peningkatan Produktifitas Hutan, Prosiding Seminar Rehabilitasi dan Konservasi Menuju Pengelolaan Hutan Masa Depan, Fahutan UGM, Yokyakarta, 2002.
Suprianto, 2005. Panduan analisis Kelayakan Usaha Komoditas yang dikembangkan pada Hutan Rakyat dan Hutan Kemasyarakatan. Prosiding optimalisasi Peran Litbang dalam Mendukung Ragam Pemanfaatan Hutan Rakyat dan hutan Kemasyarakatan. Loka Litbang Hutan Monsoon, Badan litbang Kehutanan, Departemen Kehutanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar