PENDAHULUAN
Msyarakat pada
era globalisasi pada saat ini dengan kondisi alam yang tidak menentu dengan
berbagai permasalahan yang sangat kompleks sehingga hasil dari pertanian tidak
maksimal di tambah lagi dengan harga barang baku dalam bercocok tanam atau
melakukan budidaya sangat mahal sehingga sulit di jangkau oleh masyarakat
petani sehingga menuntut para petani dan pemerintah seharusnya mampu memberikan
sebuah solusi dari masalah sekarang yang sedang di hadapi.
Ada
bebrapa cara yang telah di tempuh oleh pemerintah mulai dari wacana untuk
memberikan bebrapa persen untuk sector pertanian dari APBD, dengan melakuakn
penyuluhan pertanian tentang pupuk organic karena kita telah di hadapkan dengan
persoalan mengenai pupuk kimia akan di tarik subsidinya, mengingat para petani
Indonesia yang sangat ketergantungan dengan pupuk kimia tersebut, namun itu
belum sepenuhnya berhasil, selain itu cara yang di berikan oleh pemeintan yaitu
dengan pola tanam dan system ppertanian organic yang belum begitu berhasil atau
di rasakan secara langsung hasilnya.
Telah kita ketahui bersama petani di Indonesia
rata-rata kepemilikan lahannya hanya 0,3 hektare, bagaimana petani bias
mendapatkan keuntungan dari hasil peranian dengan lahan yang sangat sempit
tersebut jika tidak menyewa lahan pada orang lain yang nantinya akan di bayar pada saat telah
menghasilkan, masalah lain selain itu adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap
sektor pertanian, hal ini di tandai dengan semakin banyaknya sektor industri
yang di bangun oleh pemerintah melalui gedung-gedung, mall-mall, serta
bangunan-bangunan lain yang serupa, bagaimanapun caranya, petani tidak akan
dapat sejahtera dengan kepemilikan yang lahan yang demikian sempit. Berarti
saat ini ada ketidak seimbangan antara jumlah lahan yang tersedia dengan jumlah
petani yang ada. Berarti selama ini kita tidak tahu bahwa lahan pertanian yang
sempit dan system yang
tidak baik membuat pendapatan petani tidak maksimal.
Solusi yang Ditawarkan
Sektor
pertanian merupakan sebuah ladang untuk Indonesia untuk menjadi Negara yang maju serta mampu bersaiang dengan Negara lain yang sama-sama
lagi berkembang.
Solusi
yang kami tawarkan adalah dengan metode mengatur jadwal penanaman pada petani
didaerah tresebut. Agar sector pertania dapat berbicara benyak pada dunia yaitu
dengan peningkatan jumlah lahan pertanian dan jadwal tanam yang telah di atur
dan di tata sedemikian rupa agar tidak ada kerugian yang selama ini menjadi
ketakutan para petani setelah panen atau paska panen.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan ini adalah memberikan solusi dari berbagai permaslahan diatas yaitu
dengan membuat sebuah jadawal bagi para pelaku pertanian dengan cara bekerja
sama dengan pemerintah, LSM, Mahasiswa dan pihak-pihak lain.Maksudnya agar
metode ini lebih mudah di terima oleh petani dan kelopmpok-kelompok petani dan
agar pendapatan petani dapat segera meningkat karena tidak adanya panen serempak
pada waktu yang sama serta daerah yang sama serta agar kebutuhan pertanian di
daerah tresebut dapat terpenhi secara keseluruhan dan tidak perlu lagi
melakukan inpor hasil pertanian dari luar, bahkan kita dapat melakukan ekspor
hasil tersebut dengan harga yang sangat tinggi.
TELAAH
PUSTAKA
Pola Tanam
Saat ini orang hanya mengetahui cara untuk
menigkatkan pendapatan petani hanya dengan pola tanam saja, mulai dari tumpang
sari, sistem tumpang gilir (Multiple
Cropping), tanaman campuran (Mixed Cropping) , tanaman sela (interculture)
tanaman beruntun (Sequential planting), tanaman sisipan (Relay Planting). Pada saat
ini juga para petani cendrung masih ikut-ikutan dalam penanaman, hanya karena
hasil dari petani lain yang berlimpah sehingga petani tersebut ingin mengikuti
jejak si petani sukses tersebut tanpa meliaht sector pasar, karena pada lokasi
yang sama dan waktu yang sama para petani yang jumlahnya cukup banyak pada
daerah tersebut hingga harga hasil panen menjadi rendah.
Komoditas Tanaman Yang Baik Untuk Sektor Pertanian
Gumbira (2000) menyatakan bahwa dalam pengembangan
agribisnis, pemilihan suatu komoditas perlu didasarkan pada syarat normatif
antara lain berbasis sumberdaya lokal, memiliki pasar dan peluang ekspor,
menghasilkan keragaman usaha dan menunjang kegiatan ekonomi lainnya.
Berdasarakan syarat normatrif tersebut Suprianto (2005)
mengemukakan 9 kriteria untuk memilih
komoditas yang diharapkan memiliki keunggulan komperatif berupa keunikan produk yaitu (1) memiliki
pasar domestik dan lebih baik bila memiliki peluang ekspor, (2) berbasis sumberdaya
lokal (3) dukungan sumberdaya manusia, baik kualitas maupun kuantitas, (4)
memiliki kelayakan finansial sehingga mampu tumbuh dan berkembang sebagai
sumber penerimaan, (5) memiliki kelayakan teknis, (6) memiliki efek multiplayer
yang dicirikan dengan kemampuan menghasilkan keragaman usaha, (7) memiliki
kelayakan ekologis sehingga tidak mengganggu kelestarian, (8) tidak
bertentangan dengan adat istiadat masyarakat setempat, dan (9) didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai.
Beberapa
persyaratan lain dikemukakan oleh F/Fred Winrock International (1992)
mengemukakan kriteria umum pemilihan jenis sebagai berikut;
a. Mudah beradaptasi terhadap kondisi tanah dan
iklim yang ada
b. Tahan terhadap hama dan penyakit
c. Sedikit biaya dan waktu untuk pengolahan
d. Tahan terhadap kekeringan dan tekanan iklim
lainnya
e. Toleran terhadap perlakuan pemangkasan dan
trubusan
f. Memiliki pertumbuhan awal yang cepat
g .Mempunyai percabangan rendah yang dapat dengan
mudah dipotong dengan peralatan sederhana
dan mudah diangkut
h. Mempunyai kadar air kayu yang rendah sehingga
mudah dikeringkan
i. Mempunyai kegunaan lain yang dapat menyokong
kehidupan petani
j. Mempunyai karakteristik akar yang baik
Pemilihan komoditas yang mempunyai keunggulan
kompereratif sesuai kriteria di atas, pada gilirannya diharapkan dapat
dikembangkan menjadi komoditas yang mempunyai jeunggulan kompetitif khususnya
di era pasar global seperti saat ini. Keunggulan kompetitif ini menurut Na’iem
(2002) merupakan integrasi 3 unsur pokok yakni rekayasa genetik dan pemuliaan,
silvikultur intensif dan manipulasi lingkungan. Dida (2002) menekankan
pentingnya pemilihan jenis berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomis dengan memperhitungkan keuntungan dan kerugiannya
karena faktor resiko selalu ada dalam setiap pemilihan jenis pohon tertentu.
Untuk itu dalam pengusahaannya diperlukan dukungan pengembangan ilmu dan
teknologi baru.
ANALISIS
DAN STRATEGI
Analisis
Berdasarkan
pustaka yang telah dikumpulkan didapatkan data bahawa dalam penigkatan
pendapatn petani pada saat penanaman selain di pengaruhi oleh berbagai faktor
seperti komoditas yang baik, permintaan pasar juga kualitas hasil . dengan
mengatur jadwal tanam pada masing-masing daerah tentunya harus memperhatikan
kondisi lahan, komoditas yang cocok serta permintaan pasar harus tetap
diperhatikan.
Strategi
Yang
harus di lakukan pertama kali yaitu melakukukan pendekatan pada petani dengan
melalui penyuluhan dan membantu petani
dalam mendapatkan informasi seputar pertanian.setelah itu kita harus memberika
contoh nyata tentang program yang akan kita beriakn pada mereka sehingga mereka
bias percaya terhadap apa yang akan kita lakukan untuk mereka, tentunya ini
butuh berbagai pihak seperti dinas pertanian setempat, PPL yang ada didaerah tersebut serta peran
penting ketua kelompok tani dalam membimbing anggotanya atau para petani
sasaran kita.
Kesimpulan
Pembuatan Sistem Penanaman Pada Petani di Indonesia
Dengan Tujuan Peningkatan Pendapatan
Petani dan Mengurangi Kerugian Pasca panen, jadi dalam aplikasinya kita akan
mengajak beberapa pihak untuk merealisasikan hal tersebut sperti yang saya
sebutkan diatas. Sistemnay seperti gambar di bawah dimana untuk jadwal
penanamannya di mulai dengan desa paling atas hingga ke bwah lalu kembali keatas
lagi. Tetapi tidak meniggalkan system pola tanam seperti tumpang gilir, tumpang
sari, dan lain-lain.

Untuk
keberhasilan system ini saya yakin jika
ini berjalan sesuai yang direncanakan
akan berdampak positif, tentunya akan berhasil walaupun masih 70% karena
ini hanay berupa gagasan dari saya.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonimous
2010 Format PKM –GT (online)
diakses tanggal 22 desember 2011
Drs. AGUS
DONO WIBAWANTO,
M.Hum, 2010 Pembangunan Pertanian Masa Depan Menuju Peningkatan Pangan Indonesia
Dida, S,
2002. Pemilihan Jenis Tanaman, Penanganan Benih dan Teknik Pesemaian Untuk
Pembangunan
Hutan
Rakyat, Tekno Benih Vo.7 No. 2. Puslitbang Bioteknologi dan pemuliaan Tanaman
Hutan, Balai Teknologi Perbenihan Bogor, 2002.
Gumbira,
S., 2000. Pengembangan Agribisnis Tanaman Pangan. Magister Management
Agribisnis. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Na’iem,
2002. Konservasi Keragaman Sumberdaya Genetik Untuk Peningkatan Produktifitas
Hutan, Prosiding Seminar Rehabilitasi dan Konservasi Menuju Pengelolaan Hutan
Masa Depan, Fahutan UGM, Yokyakarta, 2002.
Suprianto, 2005. Panduan analisis
Kelayakan Usaha Komoditas yang dikembangkan pada Hutan Rakyat dan Hutan Kemasyarakatan.
Prosiding optimalisasi Peran Litbang dalam Mendukung Ragam Pemanfaatan Hutan
Rakyat dan hutan Kemasyarakatan. Loka Litbang Hutan Monsoon, Badan litbang
Kehutanan, Departemen Kehutanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar