Rabu, 30 Mei 2012

sambutan ketua panitia


Sambutan Ketua Panitia Peringatan Nuzulul Qur’an
Yang terhormat bapak camat kec.talisayan
Ketua PHBI kec. Talisayan
Bapak alim ulama kampung talisayan
Yang terhormat Bapak Lurah….,
Bapak-Bapak Ketua RT dan Ketua RW….,
Hadirin hadirat yang berbahagia
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan nikmat-Nya yang dilimpahkan kepada kita sekalian, sehingga masih diberi panjang usia menikmati kehidupan dunia ini dengan penuh ketentraman dan kesejahteraan lahir dan bathin.
Salam dan shalawat juga kita tujukan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, semoga beliau senantiasa di tempatkan di sisi Allah dengan derajat yang paling tinggi. Amin!
Hadirin yang di muliakan oleh ALLAH SWT
Hadirin hadirat yang berbahagia, pada malam yang berbahagia, pada malam ini, bertepatan dengan Nuzulul Qur’an, kami mengajak hadirin sejenak untuk merenung, mengadakan evaluasi, seberapa jauh praktek hidup kita sehari-hari ini berpedoman pada ajaran Al Qur’an.
Nuzulul Qur’an adalah peristiwa besar turunnya Al Qur’an. Masih banyak yang harus diungkap di dalam Al Qur’an, yang sesuai dengan sukses kehidupan kita sebagai umat Islam. Oleh karena itu pula berbahagialah kita pada malam ini jika di tengah-tengah kita hadir seorang mubaligh yang akan berharap semoga apa yang akan disampaikan beliau Al Ustad Bapak Kyai….nanti benar-benar menjadi pegangan dalam menjalankan tugas sehari-hari.
Atas nama ketua panitia kami menyampaikan terima kasih kepada hadirin, sekaligus Bapak Kyai….. Semoga amal baik kita malam ini mendapatkan ridla dari Allah SWT. Amin!
Akhirnya, wabilahitaufiq wal hidayah
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

permohonan dana kegiatan bidang hikmah


PROPOSAL KEGIATAN

DIALOG KEBANGSAAN
LINTAS GERAKAN MAHASISWA (IMM, HMI, PMII, KAMMI) SE-FPP UMM

DALAM RANGKA MEMPERINGATI HARI SUMPAH PEMUDA KE-83


A.    LATAR BELAKANG
Mahasiswa adalah aset umat. Ia bersifat elitis dan eksklusif. Jumlahnya hanya 2 % dari penduduk Indonesia yang 200 juta jiwa. Mahasiswa aktivis lebih elitis lagi, mungkin hanya ada 1 mahasiswa aktivis di antara 10 mahasiswa. Namun, agenda yang mereka perjuangkan sangat populis, dan realistis. Mahasiswalah yang bisa membangkitkan semangat perlawanan rakyat terhadap rezim tiran. Mahasiswalah yang bisa mengawal reformasi hingga ke titik tujuan. Rakyat menaruh harapan atas kekuatan intelektual dan kekuatan aksi yang mahasiswa miliki.Jadi,pahami dirimu dan sekitarmu,dan mari kita bergerak lagi! Reformasi belum usai!
Dengan kekuatan intelektual di atas rata-rata masyarakat awam, mahasiswa memiliki kemudahan untuk mengakses berbagai informasi wacana dan peristiwa dalam lingkup lokal hingga internasional. Begitu juga dengan kemudahan akses literatur ilmiah dan gerakan-gerakan pemikiran, yang pada tujuan akhirnya akan menentukan ideologi atau sistem hidup yang akan dijalaninya. Buku yang ia baca, informasi yang ia terima, tokoh-tokoh yang ia ajak bicara, adalah beberapa faktor utama yang kelak sangat berpengaruh terhadap idealisme hidupnya. Selain kekuatan intelektual yang identik dengan aktivitas ilmiah, mahasiswa juga memiliki kewajiban untuk menguatkan potensi kepekaan sosial politiknya.
Melalui momentum Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-83, IMM Komisariat Adolesensi Fakultas Pertanian Peternakan UMM menaruh harapan besar untuk dapat mengembalikan kekuatan Gerakan Mahasiswa agar dapat menjadi wadah untuk mahasiswa menagaktualisasikan diri, dan pembelajaran politik mahasiswa kampus. Dengan semangat yang sama ketika kebangkitan kaum terpelajar, mahasiswa, intelektual, dan aktivis pemuda pada jaman penjajahan, munculnya generasi baru pemuda Indonesia yang memunculkan Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, kami mencoba melakukan sebuah usaha untuk meningkatkan peran dan serta gerakan mahasiswa yang ada di kampus putih terutama di lingkungan FPP UMM agar dapat memberikan kontribusi yang lebih untuk kemajuan lembaga intra mahasiswa pada khususnya, dan untuk kemajuan fakultas pada umumnya.
B.    LANDASAN KEGIATAN
a.       Al Qur’an dan Al Hadist
b.      Semangat Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928
c.       Program Kerja Bidang Hikmah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Komisariat Adolesensi Fakultas Pertanian Peternakan Periode 2011-2012

C.    TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan dari kegiatan Dialog Kebangsaan Lintas Gerakan Mahasiswa (IMM, HMI, PMII, KAMMI) Se-FPP UMM ini, diantaranya:
  1. Memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-83 sebagai momentum sejarah untuk mengembalikan semangat perjuangan Gerakan Mahasiswa.
  2. Meningkatkan pemahaman nasionalisme kepemudaan pada kalangan aktivis-aktivis kampus, terutama di lingkungan FPP UMM.
  3. Bentuk kepedulian dan kepekaan sosial dari organisasi otonom Muhammadiyah IMM Komisariat ‘Adolesensi’ FPP UMM  terhadap permasalahan sosial politik mahasiswa, bangsa, dan negara.
  4. Mensinergikan semangat perjuangan dan sudut pandang Gerakan Mahasiswa untuk bersama-sama dapat memberikan kontribusi nyata bagi dinamika organisasi kemahasiswaan di lingkungan kampus, terutama di FPP UMM.
  5. Menjalin silahturahmi dan hubungan yang harmonis antar Gerakan Mahasiswa (IMM, HMI, PMII, dan KAMMI) Se-FPP UMM dengan tetap memegang ideologi dasar masing-masing.

D.    NAMA KEGIATAN
Adapun nama kegiatan yang kami selenggarkan ini yakni “Dialog Kebangsaan, Lintas Gerakan Mahasiswa (IMM, HMI, PMII, KAMMI) Se-FPP UMM”

E.    TEMA KEGIATAN
Meningkatkan Kontribusi Gerakan Mahasiswa Guna Terselenggaranya Dinamika Organisasi Kemahasiswaan Yang Dinamis Dan Harmonis Di Lingkungan FPP UMM”

F.     PELAKSANAAN KEGIATAN
Hari / Tanggal      : Rabu, 2 November 2011
Pukul                    : 18.00-22.00 WIB
Tempat                 : Aula BAU Kampus III UMM

G.   PESERTA KEGIATAN
Peserta kegiatan Dialog Kebangsaan ini, diantaranya fungsionaris Gerakan Mahasiswa (IMM, HMI, PMII, KAMMI) Se-FPP UMM, fungsionaris HMJ, BEM dan SEMFA FPP UMM, serta pihak Dekanat dan pihak Jurusan.

H.    SUSUNAN PANITIA
(Lampiran 1)

I.       SUSUNAN ACARA
(Lampiran 2)

J.      ESTIMASI DANA
(Lampiran 3)

K.    PENUTUP
Demikian proposal yang kami susun dalam rangka menyambut dan memperingati Hari Sumpah Pemuda Ke-83, dengan harapan semoga kegiatan yang kami laksanakan dapat terlaksana dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Amien! Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khairaat.


irigasi



IRIGASI
merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk mengairi lahan pertanian. Dalam dunia modern, saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zaman dahulu, jika persediaan air melimpah karena tempat yang dekat dengan sungai atau sumber mata air, maka irigasi dilakukan dengan mengalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namun demikian, irigasi juga biasa dilakukan dengan membawa air dengan menggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu per satu. Untuk irigasi dengan model seperti ini di Indonesia biasa disebut menyiram.Sebagaimana telah diungkapkan, dalam dunia modern ini sudah banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Merir Kuno.
Jenis-Jenis Irigasi
  • Irigasi Permukaan: Irigasi Permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan bendung maupun melalui bangunan pengambilan bebas (free intake) kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
  • Irigasi Lokal ; Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal.
  • Irigasi dengan Penyemprotan ; Penyemprotan biasanya dipakai penyemprot air atau sprinkle. Air yang disemprot akan seperti kabut, sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar.
  • Irigasi Tradisional dengan Ember ; Di sini diperlukan tenaga kerja secara perorangan yang banyak sekali. Di samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
  • Irigasi Pompa Air ; Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudian dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah.
  • Irigasi Tanah Kering dengan Terasisasi ; Di Afrika yang kering dipakai sustem ini, terasisasi dipakai untuk distribusi air.
Jenis Irigasi Khusus
Irigasi Pasang-Surut di Sumatera, Kalimantan, dan Papua

Dengan memanfaatkan pasang-surut air di wilayah Sumatera, Kalimantan, dan Papua dikenal apa yang dinamakan Irigasi Pasang-Surat (Tidal Irrigation). Teknologi yang diterapkan di sini adalah: pemanfaatan lahan pertanian di dataran rendah dan daerah rawa-rawa, di mana air diperoleh dari sungai pasang-surut di mana pada waktu pasang air dimanfaatkan. Di sini dalam dua minggu diperoleh 4 sampai 5 waktu pada air pasang. Teknologi ini telah dikenal sejak Abad XIX. Pada waktu itu, pendatang di Pulau Sumatera memanfaatkan rawa sebagai kebun kelapa. Di Indonesia terdapat 5,6 juta Ha dari 34 Ha yang ada cocok untuk dikembangkan. Hal ini bisa dihubungkan dengan pengalaman Jepang di Wilayah Sungai Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana di sana dikenal dengan sistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip.
Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes

Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia.
Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:

* (1) irigasi tetes (drip irrigation),
* (2) irigasi curah (sprinkler irrigation),
* (3) irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan
* (4) irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation).

Senin, 28 Mei 2012

jamur tiram



BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Budidaya Jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang sangat marak berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari budidaya jamur memang menjanjikan hasil yang lumayan saat ini maka dari itu banyak masyarakat yang turut serta dalam usaha budidaya jamur ini. Selain mudah dalam proses pengerjaannya, budidaya jamur tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga sangat tepat diterapkan pada masyarakat yang taraf ekonominya sedang ataupun rendah, bahkan saat ini banyak petani padi, jagung, tembakau maupun peternak yang banting stir berprofesi menjadi pembudidaya jamur, bahkan membudidayakan jamur juga banyak diandalkan sebagai pekerjaan sampingan.
Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit kronis. Sebagai bahan pangan, jamur tiram misalnya dapat dimasak sebagai campuran sayur sop, jamur krispi maupun keripik jamur. Banyak restoran berkelas yang mengandalkan hidangan utamanya adalah berbahan dasar jamur. Sebagai bahan pengobatan, jamur memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, protein nabati yang tidak mengandung kolesterol dapat digunakan sebagai obat pencegah timbulnya penyakit darah tinggi dan serangan jantung, serta dapat mencegah penyakit diabetes dan mengurangi berat badan atau obesitas. Kandungan asam folat yang tinggi dapat menyembuhkan penyakit anemia dan obat anti tumor, juga dapat digunakan untuk mencegah dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan zat besi.
Dengan banyaknya manfaat tersebut, maka tidak salah jika pada jurusan Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Budidaya Jamur termasuk mata kuliah pilihan yang dapat diambil oleh mahasiswa. Dengan adanya mata kuliah pilihan budidaya jamur ini, diharapkan mahasiswa dapat berlatih untuk membudidayakan jamur yang bermanfaat dalam kehidupan manusia dan nantinya dapat diterapkan dikehidupan sehari-hari. Salah satu praktikum dari budidaya jamur adalah budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang juga memiliki banyak manfaat. Dalam praktikum ini mahasiswa dilatih untuk membudidayakan jamur tiram putih melalui berbagai tahap yaitu tahap pencampuran bahan, tahap pembuatan log, tahap sterilisasi log, tahap inokulasi bibit jamur ke dalam log, tahap inkubasi log, dan pengamatan pertumbuhan miselium serta tahap penanaman log.

  1. TUJUAN PRAKTIKUM
  1. Mengenal spesies jamur yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
  2. Mempelajari cara-cara membudidayakan jamur yang bermanfaat

  1. MANFAAT PRAKTIKUM
  1. Mahasiswa dapat mengetahui beberapa macam spesies jamur yang bermanfaat bagi manusia.
  2. Mahasiswa mampu berlatih untuk membudidayakan jamur.
  3. Mahasiswa mampu menguasai cara-cara dalam tahapan budidaya jamur dan menerapkannya di kehidupan nyata.
  4. Melatih mahasiswa untuk berwirausaha

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pringkuning (2007), menyatakan bahwa ada teknologi yang cukup praktis untuk budidaya jamur tiram (Pleurotus sp.), yakni tahapan membuat media bibit induk (spawn) dan tahanan memproduksi jamur tiramnya. Pada tahanan membuat media bibit induk ada 10 langkah yang perlu dilakukan. Pertama, bahan medianya yang berupa biji-bijian atau campuran serbuk gergajian albusia (SKG) ditambah biji millet 1 (42%) : 1 (42%). Bahan baku ini adalah yang terbaik. Langkah kedua, bahan baku dicuci dan direbus selama 30 menit menggunakan pressure cooker atau panci. Langkah ketiga, bahan baku tersebut ditiriskan dengan ayakan. Tambahkan 1% kapur (CaCl3), 1% gypsum (CaSO4), vitamin B kompleks (sangat sedikit) dan atau 15 persen bekatul. Kadar air 45-60 % dengan penambahan air sedikit dan pH 7. Langkah keempat, bahan baku tersebut lalu didistribusikan ke dalam baglog polipropilen atau botol susu atau botol jam pada hari itu juga. Perbotol diisi 50-60% media bibit, disumbat kapas/kapuk, dibalut kertas koran/alumunium foil. Langkah kelima, sterilisasi dalam autoclav selama 2 jam atau pasteurisasi 8 jam pada hari itu juga. Temperatur autoclave 121 derajat C, tekanan 1 lb, selama 2 jam. Temperatur pasteurisasi 95 derajat C. Langkah keenam, lakukan inokulasi dengan laminar flow satu hari kemudian. Setelah suhu media bibit turun sampai suhu kamar dilakukan inokulasi bibit asal biakan murni pada media PDA (sebanyak 2-3 koloni miselium per botol bibit). Langkah ketujuh, inkubasi (pertumbuhan miselium 15-21 hari) pada ruang inkubasi/inkubator, suhu 22-28 derajat C. Langkah kedelapan, botol atau baglog isi bibit dikocok setiap hari, dua hingga tiga kali. Hal ini dilakukan agar pertumbuhan miselium bibit jamur merata dan cepat serta media bibit tidak menggumpal/mengeras. Kesembilan, bibit induk dipenuhi miselium jamur dengan ciri pertumbuhan miselium jamur kompak dan merata. Langkah terakhir, jamur tersebut digunakan sebagai inokulan/bibit induk/bibit sehat perbanyakan ke 1 dan ke 2. Bibit ini disimpan dalam lemari pendingin selama 1 tahun, bila tidak akan segera digunakan.
Prawirahardja (2010), menyatakan bahwa di antara banyak jenis jamur, jamur tiram ini termasuk dalam kategori tanaman konsumsi. Ciri yang khas ada pada tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Selain itu, tekstur permukaan tudung licin dan mengkilap. Demikian juga bilahnya berwarna putih, krem atau putih gading yang tersusun agak rapat. Disini terjadi fase perubahan bentuk, yaitu sewaktu muda bilahnya berwarna putih dan semakin tua jadi krem kekuningan dengan ukuran sekitar 1-3 cm. Jamur ini hidup baik pada kisaran suhu tinggi sekitar 25-30 °C. Untuk melakukan budidaya jamur tiram ini, tidak sesulit yang dibayangkan. Hanya masalah perlakuan lingkungan harus diperhatikan benar, dimana pada habitatnya ia lebih menyukai area dataran tinggi sebagai optimalisasi proses pertumbuhan. Itu didukung pula dengan tingkat kelembaban yang jadi sarat hidup mutlak. Kondisi lembab dan dingin yang sesuai dengan karakter jamur, membuat bentuknya semakin besar. Namun tak perlu berkecil hati, bagi Anda yang tinggal di dataran rendah dan berniat melakukan budidaya jamur tiram. Sebab, ada alternatif yang tetap bisa dilakukan, seperti membuat kondisi lingkungan tempat tinggal jamur (minimal hampir sama) dengan habitat aslinya. Namun penerapannya pun perlu dilakukan secara ekstra dari perlakuan jamur untuk daerah dingin. Alternatifnya, bisa dengan membuat lingkungan untuk selalu dalam keadaan lembab. Menyiram bagian tanahnya secara rutin, jadi salah satu cara untuk membuat tingkat kelembaban yang cocok. Sedangkan untuk bagian tanaman jamurnya tak perlu disiram, karena hanya faktor lingkungan tumbuh yang mempengaruhi pertumbuhan.
Nurfitriana (2010), menyatakan bahwa tempat tumbuh Jamur tiram termasuk dalam jenis jamur kayu yang dapat tumbuh baik pada kayu lapuk dan mengambil bahan organic yang ada didalamnya. Untuk membudidayakan jamur jenis ini dapat menggunakan kayu atau serbuk gergaji sebagai media tanamnya. Serbuk kayu yang baik untuk dibuat sebagai bahan media tanam adalah dari jenis kayu yang keras sebab kayu yang keras banyak mengandung selulosa lignin, pentosan, zat ekstakrktif, dan abu yang merupakan bahan yang diperlukan oleh jamur dalam jumlah banyak disamping itu kayu yang keras membuat media tanaman tidak cepat habis. Kayu atau serbuk kayu yang berasal dari kayu berdaun lebar komposisi bahan kimianya lebih baik dibandingkan dengan kayu berdaun sempit atau berdaun jarum dan yang tidak mengandung getah, sebab getah pada tanaman dapat menjadi zat ekstraktif yang menghambat pertumbuhan miselium. Hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan serbuk kayu sebagai bahan baku media tanam adalah dalam hal kebersihan dan kekeringan, selain itu serbuk kayu yang digunakan ticlak busuk dan tidak ditumbuhi jornur jenis lain Untuk meningkatkan produksi jamur tiram, maka dalam campuran bahan media tumbuh selain serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan berupa bekatul dan tepung jagung. Dalam hal ini harus dipilih bekatul dan tepung jagung yang mutunya baik, masih baru sebab jika sudah lama disimpan kemungkinan telah menggumpal atau telah mengalami fermentasi serta tidak tercampur dengan bahan-bahan lain yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur. Kegunaan penambahan bekatul dan tepung jagung merupakan sumber karbohidrat, lemak dan protein.
Tjitrosoepomo (2001), menyatakan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung dan berwarna putih hingga krem, memiliki tangkai yang tumbuh menyamping, bentuknya seperti tiram (ostreatus), permukaannya hampir licin, diameter 5-20 cm. Tepi tudung mulus sedikit berlekuk. Pada waktu muda, tubuh buah diselubungi oleh velum universal. Jiak tubuh membesar, tinggallah selaput pada pangkal tangkai tubuh buah sebagai bursa. Dari tepi tubuh buah ke tangkai terdapat pula selaput yang menutupi sisi bawah tubuh btah dinamakan velum partiale. Jika tubuh buah membesar, maka selaput ini akan robek dan merupakan suatu cicncin (annulus) pada bagian atas tubuh buah. Himenofora pada sisi bawah tubuh buah, membentuk papan-papan atau lamella yang tersusun radial, dapat juga himenofora membuat tonjolan berupa buluh-buluh. Himenium meliputi sisi bawah tubuh buah tadi dan mula-mula terletak di bawah velum partiale. Letak himenium yang demikian itu disebut angiokarp.
Menurut Kistinnah (2010) secara alamiah, jamur dapat berkembang biak dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa, penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut:
  1. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium.
  2. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus.







BAB III
METODE PRAKTIKUM

  1. Tempat dan Waktu
  1. Tempat
Praktikum budidaya jamur ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Jamur
  1. Waktu
Praktikum budidaya jamur dilaksanakan pada mulai dari bulan Oktober 2010 sampai bulan Januari 2011

  1. Alat dan Bahan Praktikum
  1. Alat
  1. Alat yang digunakan untuk sterilisasi diantaranya adalah drum steam, kompor minyak, thermometer, selang karburator, dan pompa.
  2. Alat yang digunakan untuk fermentasi adalah sekop, plastik terpal, corong, ember, timbangan, dan pengayak.
  3. Alat yang digunakan dalam pembuatan log adalah plastik log (polipropilen), cincin jamur, karet gelang, plastik penutup, kapas, ember, dan kertas.
  4. Alat yang digunakan dalam inokulasi adalah tongkat inokulasi, ember/ baskom
  5. Alat yang digunakan dalam perawatan jamur adalah penyemprot air uap.
  1. Bahan
Bahan utama dalam praktikum ini adalah bibit Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan serbuk gergaji. Bibit Jamur Tiram Putih diperoleh dari hasil pembibitan budidaya jamur di daerah dukuh Sembung, Bekonang.
  1. Bahan utama yang digunakan adalah Bibit Jamur Tiram Putih
  2. Bahan yang digunakan untuk media antara lain serbuk gergaji kayu sengon, bekatul, kalsit, pupuk kandang sapi, dan air.
  3. Bahan yang digunakan untuk sterilisasi adalah minyak tanah dan air.

  1. Pelaksanaan praktikum
  1. Tahap pencampuran bahan
  1. Meletakkan bahan pada tempat yang datar dan kering.
  2. Mencampur komposisi bahan dengan perbandingan :
Serbuk gergaji : 100 kg
Bekatul : 10 kg
Batu kapur/ kalsit : 4 kg
Air : 7 ember (70 liter)
  1. Meratakan komposisi bahan tersebut hingga homogen dan tidak menggumpal.
  2. Mengecek kelembaban adukan bahan, apabila sudah lembab dihentikan.
  3. Menutup adonan bahan dengan plastik terpal dan memfermentasikannya selama 3-5 hari.
  1. Tahap pembuatan log
  1. Menyiapkan alat dan bahan
  2. Memasukkan komposisi bahan ke dalam plastik log.
  3. Menimbang bahan seberat 0,9-1 kg.
  4. Menambahkan pupuk kandang sapi sesuai perlakuan.
  5. Memadatkan bahan yang dimasukkan dalam plastik hingga tidak ada ruang kosong.
  6. Memasukkan cincin jamur pada ujung plastik.
  7. Mengikat ujung plastik pada cincin jamur dengan karet gelang.
  8. Menyumbat cincin jamur dengan kapas.
  9. Menutup cincin jamur yang sudah disumbat dengan kapas menggunaakan kertas dan mengikatnya dengan karet gelang.
  1. Tahap sterilisasi log
  1. Memasukkan log pada drum steam
  2. Menyalakan kompor
  3. Mensterilisasi log pada suhu 1140C konstan selama 4-5 jam.
  4. Mendinginkan log pada tempat yang steril
  1. Tahapan inokulasi bibit jamur ke dalam log dan pengamatan miselium
  1. Mensterilkan telapak tangan dengan menggunakan alcohol 70%.
  2. Membuka plastik/ kertas yang menutup cincin jamur pada log.
  3. Membuka sumbatan kapas pada cincin jamur.
  4. Mengeluarkan 3 sendok makan media dalam log dengan tingkat inokulasi dan selanjutnya menamping sisa media tersebut dalam ember.
  5. Menginokulasikan bibit jamur tiram putih kurang lebih 3 sendok makan ke dalam log menggunakan tongkat inokulasi.
  6. Menutup kembali cicncin log dengan kapas.
  7. Menginkubasikan log ke dalam ruang pembibitan
  8. Mengamati pertumbuhan miselium jamur dalam log.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup populer di tengah masyarakat Indonesia, selain jenis jamur lainnya seperti jamur merang, jamur kuping dan jamur shitake. Pada umumnya jamur tiram dikonsumsi oleh masyarakat sebagai sayuran untuk kebutuhan sehari-hari. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram mengandung protein, lemak, fospor, besi, thiamin dan riboflavin lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolesterol. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos serbuk gergaji kayu, ampas tebu atau sekam. Hal yang perlu diperhatikan dalam budidaya jamur tiram adalah faktor ketinggian dan persyarataan lingkungan, sumber bahan baku untuk substrat tanam dan sumber bibit.Miselium dan tubuh buahnya tumbuh dan berkembang baik pada suhu 26-30 °C.
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) mulai dibudidayakan pada tahun 1900. Budidaya jamur ini tergolong sederhana. Jamur tiram biasanya dipeliharan dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantung plastik. Hal penting yang harus dipenuhi adalah menciptakan dan menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan jamur tiram. Hal lain yang penting adalah menjaga lingkungan pertumbuhan jamur tiram terbebas dari mikroba atau tumbuhan pengganggu lainnya. Tidak jarang pembudidaya jamur tiram mendapati baglog (kantong untuk media jamur tiram) ditumbuhi tumbuhan lain selain jamur tiram, hal ini disebabkan proses sterilisasi yang kurang baik dan lingkungan yang tidak kondusif.
Pada praktikum yang telah kami lakukan, proses budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dapat dituliskan dalam bagan di bawah ini:

Persiapan tempat dan pemilihan bahan untuk media tanam
Pencampuran bahan
pembuatan log/loging
fermentasi
sterilisasi
inokulasi
inkubasi/penumbuhan miselium
pemanenan dan penanganan pasca panen

Dalam proses pembudidayaan, syarat tumbuh jamur tiram yang baik antara lain:
  1. Air
Kandungan air dalam substrat berkisar antara 60-65%. Apabila kondisi kering maka pertumbuhan  jamur akan terganggu atau terhenti, begitu pula sebaliknya apabila kadar air terlalu tinggi maka miselium akan membusuk dan mati. Penyempurnaan air dalam ruangan dapat dilakukan untuk mengatur suhu dan kelembaban.
  1. Suhu
Suhu inkubasi atau saat jamur tiram membentuk miselium dipertahankan antara 60-70%. Suhu pada pembentukan tubuh buah berkisar antara 16-22ยบ C.
  1. Kelembaban
Kelembaban udara selama masa pertumbuhan miselium 60-70%. Kelembaban udara Pada pertumbuhan badan buah 80-90%.
  1. Cahaya
    Pertumbuhan jamur tiram sangat peka terhadap cahaya secara langsung. Cahaya tidak langsung (cahaya pantul biasa ± 50-15000 lux) bermanfaat dalam perangsangan awal terbentuknya tubuh buah. Intentisitas cahaya yang dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur sekitar 200 lux (10%). Sedangkan pada pertumbuhan miselium tidak diperlukan cahaya.
  2. Aerasi
Dua komponen penting dalam udara yang berpengaruh pada pertumbuhan jamur yaitu Oksigen (O2) dan Karbon Dioksida (CO2). Oksigen merupakan unsure penting dalam respirasi sel. Sumber energi dalam sel dioksidasi menjadi karbondioksida. Konsentrasi Karbon Dioksida (CO2) yang terlalu banyak dalam kumbung menyebabkan pertumbuhan jamur tidak normal. Didalam kumbung jamur konsentrasi CO2 tidak boleh lebih dari 0,02%.
  1. Tingkat Keasaman (pH)
Tingkat keasaman media tanam mempengaruhi pertumbuhan dan petkembangan jamur tiram putih. Pada pH yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi penyerapan air dan hara, bahkan kemungkinan akan tumbuh jamur yang lain yang akan menganggu pertumbuhan jamur tiram itu sendiri. pH optimum pada media tanam berkisar 6-7.