Rabu, 06 Juni 2012

keresahan hati

begitu manis bila ku kecap
begitu indah bila kurasa
tak ada ragu tuk menggapainya
hanya diri tak bisa berkata

dapat kah iya kubawa dan tak kulepas
sedang aku tak kuasa menahan rasa
menanti dan mengejar rasa puas

akupun tak menegrti akan jalan hidup
kesempatan bukanlah sebuah jaminan
kelebihan bukan acuan
kemampuan tak bisa menjanjikan

huffttt
aku hanya bisa merenung
seraya berucap penuh misteri
apakah aku pantas memilikinya ya robbi..?

senandung persahabatan

bila masih ada waktu
kan kucoba ingat masa lalu
walau ingatanku selapuk kayu

masa pujangga di bangku SMA
berikan kenangan tak terduga
saat kutemukan teman yang sempurna
kawan yang selalu berikan sejuta harapan
dari kerasnya ragam ujian

bagaimana kabarmu teman..?
sudahkah kau ciptakan peradaban..?
wahai pahlawan, kita selaku generasi harapan
wahai kawan, kapan kita berhadapan..?

jika masih di beri kesempatan
izinkan untuk berjabat tangan
sekedar berkumpul dan berbagi harapan

temanku darah seperjuangan
ingatan takan hilang atas nama persaudaraan
meskipun kita saling berjauhan

Sabtu, 02 Juni 2012

melon


ABSTRAK

Melon banyak digemari masyarakat karena rasanya yang manis dan aroma yang segar. Melon rentan terhadap serangan penyakit. Penyambungan tanaman melon merupakan salah satu cara untuk mengatasi penyakit busuk akar dan dapat meningkatkan hasil. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil dari beberapa varietas melon yang disambung dengan waluh sebagai batang bawah. Percobaan disusun dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama ialah penyambungan, yaitu tanpa disambung dan disambung; dan faktor kedua ialah varietas melon yaitu Ameria, Ten Me dan Autum Sweet. Hasil penelitian menunjukkan interaksi nyata pada berat buah dan diameter buah. Penyambungan menyebabkan pertumbuhan dan hasil yang lebih baik dari pada melon yang tidak disambung.




















PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Melon merupakan komoditi hortikultura yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Hal tersebut karena buah melon memiliki karakteristik khas yaitu manis, renyah dan beraroma Lembut, sehingga banyak digemari masyarakat. Menurut Samadi (1995), permintaan melon meningkat 10% setiap tahunnya, namun permintaan pasar terhadap buah segar tersebut masih belum sepenuhnya terpenuhi. Pengembangan budidaya melon dapat diarahkan untuk menunjang meningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, pengurangan impor, peningkatan ekspor, perluasan kesempatan kerja dan wirausaha tani yang berorientasi pada pengembangan agribisnis maupun agroindustri. Salah satu kendala budidaya melon ialah tanaman melon rentan terhadap serangan penyakit akar. Penyakit tersebut antara lain layu fusarium, layu bakteri, embun tepung, embun bulu, dan cendawan tanah. Oleh karena hal tersebut di atas penyambungan tanaman melon merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut. Penyambungan batang atas dengan batang bawah umumnya dilakukan antara dua tanaman yang masih dalam satu spesies atau penyambungan antara dua tanaman yang berbeda spesies namun masih dalam satu famili (Wudianto, 2003). Menurut Ashari (1995), perlakuan sambung batang bawah terhadap batang atas akan mempengaruhi beberapa komponen hasil tanaman, yaitu: (1) ukuran dan karakter tumbuh, (2) mengontrol pembungaan, jumlah tunas, dan hasil batang atas, (3) mengontrol ukuran buah, kualitas dan kemasakan buah, (4) resistensi terhadap hama dan Penyakit tanaman. Hasil penelitian Yetisir dan Sari (2000) pada tanaman famili cucurbitaceae lain menunjukkan sambungan tanaman semangka dengan labu air menunjukkan kenaikan berat basah 148% dan berat kering 42-180% lebih tinggi daripada kontrol. Selain hal tersebut jumlah daun dan luas daun juga lebih lebar pada tanaman yang disambung. Kenaikan beberapa komponen hasil pada tanaman semangka yang disambung juga di dapatkan dari penelitian Salam
(2002), hasil panen mencapai 56.92 ton/ha pada semangka yang disambung, sedangkan yang tidak disambung hanya 16.35 ton/ha. Waluh dapat digunakan sebagai batang bawah. Hal tersebut karena tanaman waluh mempunyai sifat yang tahan terhadap penyakit akar dan cepat menyerap unsur hara. Selain hal tersebut di atas, tanaman waluh juga masih memiliki hubungan kekerabatan dalam satu famili dengan melon, sehingga apabila dilakukan penyambungan antara tanaman melon dengan tanaman waluh maka tingkat keberhasilannya semakin besar dan dapat dihasilkan sambungan yang kompatibel. Hasil penelitian Hadiati et al. (1994) menjelaskan bahwa beberapa varietas tanaman mempunyai kompatibilitas yang berbeda, tergantung pada kemampuan tanaman tersebut untuk menghasilkan kalus yang sangat berpengaruh dalam pembentukan pertautan. Keberhasilan penyambungan tersebut dipengaruhi oleh faktor genetis, fisiologis, serta anatomi yang sama. Dari hasil pengalaman yang dilakukan Dinas Pertanian Jawa Timur menunjukkan bahwa penyambungan tanaman melon menggunakan batang bawah labu air, waluh atau beligu akan menghasilkan buah melon yang lebih besar daripada hasil buah melon yang tidak disambung.

1.2 Tujuan
Bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan hasil beberapa varietas melon yang disambung dengan waluh sebagai batang bawah.



















KAJIAN TEORITIS

Penelitian dilaksanakan di Green House Pusat Studi Pengembangan Agribisnis Tanaman Hortikultura Dataran Rendah Lebo-Sidoarjo pada bulan Oktober 2005 sampai Januari 2006, dengan menggunakan bibit tanaman melon varietas Autumn Sweet, Ten Me dan America, sedangkan batang bawah ialah bibit tanaman waluh. Penelitian merupakan percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Setiap kombinasi perlakuan dalam satu perlakuan terdiri dari 10 sampel tanaman. Faktor pertama ialah penyambungan (S) yaitu (S0) tanpa disambung dan (S1) disambung. Faktor kedua ialah varietas tanaman melon (V) yaitu (V1) Ameria, (V2) Ten Me dan (V3) Autumn Sweet. Benih melon direndam dalam air selama 2–4 jam, kemudian diperam selama 24 jam. Benih disemaikan dalam posisi tegak dan ujung calon akarnya menghadap ke bawah pada pot pembibitan, yang telah diisi pasir, tanah, pupuk kandang dan sekam arang yang dicampur secara merata. Benih ditutup dengan campuran abu sekam dan tanah dengan perbandingan 1 : 1 agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan tidak mudah rebah. Penyambungan dilakukan setelah tanaman melon berumur 9 hari, sedangkan tanaman waluh telah berumur 7 hari dengan metode sambung tusuk. Bibit dipindah ke lapang jika penyambungan telah berhasil dan dipupuk dengan pupuk majemuk NPK (15:15:15) masing-masing 5 gram/tanaman. Melon siap dipanen jika terjadi keretakan pada bagian pangkal tangkai buah seperti bentuk cincin, buah beraroma harum, jaring pada permukaan kulit buah tampak lebih tegas. Data dianalisis dengan analisis ragam, kemudian dilanjutkan dengan uji BNT 5 %.








HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata antara perlakuan penyambungan dengan beberapa varietas melon sebagai batang atas pada parameter saat pecah tunas, panjang tanaman, jumlah daun dan umur saat berbunga. Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa penyambungan melon dengan waluh menyebabkan waktu yang dibutuhkan untuk pecah tunas lebih lama dibandingkan dengan tanaman yang tanpa disambung. Hal tersebut disebabkan tanaman melon sambungan membutuhkan waktu untuk membentuk kalus dan menyembuhkan luka bekas sambungan (Setiadi dan Parimin, 2002). Panjang tanaman, jumlah daun dan saat berbunga dipengaruhi oleh perlakuan penyambungan melon dengan waluh. Tanaman yang disambung menunjukkan panjang tanaman dan jumlah daun lebih besar daripada tanpa disambung, dan dapat mempercepat waktu berbunga.Menurut Golecki dan Schulz (1998), ketika tanaman disambung akan terjadi penambahan protein yang terdiri atas sekurangkurangnya 9 polipeptida yang akan muncul pada batang atas setelah 9-11 hari dilakukan penyambungan. Perbedaan polipeptida tersebut diduga akan mempengaruhi karakter tumbuh tanaman dan akan diproyeksikan pada pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman. Perbedaan varietas melon yang diuji hanya berpengaruh nyata pada peubah panjang tanaman dan jumlah daun. Varietas Ten Me menunjukkan tanaman terpanjang, sedangkan Autumn Sweet mempunyai jumlah daun terbanyak. Ketiga varietas tersebut tidak menunjukkan beda nyata pada saat pecah tunas dan waktu berbunga. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan penyambungan dengan beberapa varietas tanaman melon America sebagai batang atas pada peubah berat buah dan diameter buah. Pada Tabel 2 dapat diketahui bahwa varietas Ameria sangat respons terhadap penyambungan dan menunjukkan pertambahan berat buah terbesar yaitu kenaikan sebesar 63.5% varietas Ten Me mengalami kenaikan sebesar 37.9%, sedangkan varietas Autumn Sweet hanya mengalami kenaikan sebesar 18.8 % dibandingkan dengan yang tanpa disambung. Diameter buah memperlihatkan trend yang sama dengan berat buah. Hal tersebut menunjukkan bahwa varietas Ameria mempunyai persamaan sifat lebih besar dengan tanaman waluh sebagai batang bawah sebagai salah satu dari faktor yang mempengaruhi
pembentukan penyambungan. Hartmann dan Kester (1991) menyatakan bahwa ketidakserasian
antara batang atas dan batang bawah dapat disebabkan oleh adanya perbedaan genetis, fisiologis, biokimia dan anatomi yang dapat mengakibatkan pertumbuhan sambungan yang abnormal (inkompatibel). Hadiati et al. (1994) menambahkan bahwa kompatibilitas batang atas dan batang bawah yang serasi mampu menghasilkan tanaman yang vigor, sebaliknya yang kurang serasi mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan pembengkakan batang di sekitar
tempat okulasi. Penyambungan meningkatkan kadar glukosa
sebesar 7.79%. Varietas Ten Me mempunyai rasa termanis karena mempunyai kadar glukosa terbesar (Tabel 3). Hasil pengamatan secara visual (deskripsi) pada bentuk buah, warna daging buah dan tekstur kulit buah menunjukkan tidak terdapat perbedaan antara tanaman melon yang disambung dengan yang tidak disambung.























KESIMPULAN

Penyambungan menyebabkan tertundanya saat pecah tunas dan saat berbunga, meningkatkan jumlah daun dan panjang tanaman. Berat buah dan diameter buah meningkat dengan penyambungan melon dengan waluh sebagai batang bawah. Varietas Ameria sangat respons terhadap penyambungan, sedangkan Autumn Sweet memiliki respons terkecil pada penyambungan. Penyambungan meningkatkan kadar glukosa sebesar 7.79%, sedangkan pengamatan secara visual (deskripsi) pada bentuk buah, warna daging buah dan tekstur kulit buah tidak terdapat perbedaan.






















DAFTAR PUSTAKA


Ashari, S. 1995. Hortikultura. Aspek Budidaya. UI–Press. pp. 485.

Golecki, B and A. Schulz. 1998. Evidence for Graf Transmission of Struktural Phloem Protein or Precusors in Heterografts of Cucurbitaceae. Botanisches Institut der Universitat. Olshausentrae 40 D24098 Germany. Planta 206: 630-640.

Hadiati, S. Lukitariati, Indriyani dan Susiloadi. 1994. Interaksi antara Beberapa Macam Batang Bawah dan Batang Atas pada Pembibitan Rambutan. Penelitian Hortikultura 6 (3) : 1–11.

Salam. M. A. 2002. Growth and Yield of Watermelon as Influenced by Grafting. On Line Journal of Biological Science. Bangladesh Agric. Res. Inst. 2(5): 298- 299.

Samadi, B. 1995. Usahatani Melon. Kanisius. Yogyakarta. pp.81.

 Setiadi dan Parimin, 2002. Bertanam Melon. Penebar swadaya. Jakarta. pp. 85.

 Wudianto, R. 2003. Membuat Setek, Cangkok dan Okulasi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yetisir. H. and N. Sari 2000. Effect of Different Rootstock on Plant Growth, Yield and Quality of Watermelon. Aust. J. Exp. Agric. 43(10): 1269-1274.